Kamis, 17 Februari 2011
Senja
Jakarta, 27 Mei 2010,
di kamar kost
Senja yang datang di ufuk barat
Sejenak singgah menghampiri langit sore
Subhanalloh…
Maha suci DIA…
Maha mencipta..dan menjaga…
Senja itu…..
Senja yang terlalu temaram
sengaja hadir melantun bait-bait kepapaan
memudar terang…. Dan berubah menjadi gelap
Melambai…. menyapa setiap indra
Merona, membagi keindahan
Memberi semangat diri
Yang tersandar ditepi mimpi
Senja itu……..
Sejenak memalingkan harap bersama mimpi……
yudistira
sAhabat....
sahabat itu seperti bintanG...
walaupun jauH ia kan tetap BerCahaya...
meski kadaNg menghilanG ia tetap ada....
tak mungkin diMiLiki tapi takkan bisa diluPakan ....
dan seLalu ada di HATI.................
by Dhany yusuf
" tidaklah sempurna keimanan seeorang hingga ia mencintai sahabatnya daripada dirinya sendiri........... "
Jumat, 04 Februari 2011
CINta HAKiki
“Al- Isyq adalah cinta yang berlebihan, adayg berpendapat bahwa maknanya adalah; “Rasa kagum seseorang terhadap apa yang dicintainya baik cinta itu penuh dengan iffah (kesucian) maupun cinta kotor penuh nafsu...” (Ibnu Manzhur)
“Al- Isyq adalah rusaknya perasaan, khayal dan pengetahuan. Sebab orang yang tengah terkena Al-isyq (api asmara) selalu mengkhayalkan orang yang dicintainya berbeda dengan yang sebenarnya hingga akhirnya dia tertimpa penyakit Al-Isyq” (Ibnu Taimiyah)
Syaikhul islam Ibnu Taimiyah berkata;
Jika seseorang dijangkiti demam cinta, kemudian ia menjaga kesucian diri dan bersabar, kelak dia akan diberikan ganjaran atas ketakwaannya kepada Allah.
Telah diriwayatkan sebuah hadits;
“Barangsiapa yang jatih cinta, kemudian ia menjaga kesucian diri, menyembunyikannya dan bersabar, kemudian mati maka ia dianggap mati syahid ”
Hadits ini dikenal dari riwayat Yahya Al-Qattat dari mujahid, dari ibnu Abbas –radhiallahuanhuma- secara marfu’ tetapi riwayat ini perlu ditinjau ulang dan tidak dapat dijadikan sebagai hujjah.
Tetapi menurut dalil dalil syariat, jika seseorang menahan diri dari perkara-perkara yang diharamkan, baik berupa pandangan, perkataan dan perbuatan yang diharamkan, lalu ia mampu untuk menyembunyikannya, tidak diungkapkan dengan perkataan yang diharamkan atau tidak mengadukan nasibnya kepada manusia, menampakkan perbuatan keji atau berupayamenghubungi orang yang dicintainya, ia bersabar untuk tetap taat kepada Allah, menahan diri dari berbuat maksiat dan bersabar atas derita menahan cinta yang ditanggungnya dalam hati sebagaimana sabarnya orang yang ditimpa musibah , maka ia tergolong orang-orang yang bertakwa kepada Allah dan tergolong orang-orang yang bersabar. (Majmu’ Al-Fatawa)
jika ingin melupakan kekasihmu
maka menjauhlah darinya sebanyak bilangan malam
yang berganti
engkau tidak akan melupakan kekasihmu
tanpa menjauhinya
orang yang baru tidaklah sama dengan orang yang berlalu
(syair Zuhair bin Al-Hubbab Al-Kalbi)
Ibnul Jauzy berkata setelah menyebutkan sebagian obat penawar bagi penyakit al-isq ,
Jika ada yang bertanya;
“ Apa pendapatmu tentang orang yang bersabar atas kekasihnya dan terus menerus bersabar sepenuhnya untuk tidak menyambung cintanya, namun khayalan tentang diri kekasihnya dalam hati masih melekat dan godaan jiwanya tidak pupus?”
Beliau menjawab;
“jika engkau mampu menahan seluruh anggota tubuhmu berarti engkau telah memotong sumber air yang mengalir ke sebuah lembah, seiring dengan berjalannya waktu kelak air yang ada dalam lembah itu akan mengering. Apalagi jika matahari musim panas (rasa takutmu) telah muncul. Dan apalagi jka telah melintas dihadapannya api muraqabbah terhadap Dzat yang mengetahui apa yang terpendam dalam jiwa. Maka air akan segera mengering.
Setelah itu bermohonlah kepada Dzat yang engkau rela bersabar karena-Nya dan ucapkanlah; “Wahai Rabbku! Aku telah berbuat apa yang aku sanggup, maka jagalah apa-apa yang aku tak sanggup menjaganya sendiri”.
Ibnu Hazm berkata;
Tidak ada cela bagi orang yang tabiat dalam dirinya cenderung kepada kejelekan walaupun sangat tercela dan hina selama dia tidak menampakkannya dalam perkataan maupun perbuatan. Bahkan bisa jadi akan lebih terpuji dibandingkan orang yang tabiat dasar pada dirinya selalu mengajaknya untuk berbuat hal-hal yang mulia. Sebab tidak mungkin dapat mengalahkan tabiat yang rusak kecuali ia memiliki akal yang utama.