Laman

Jumat, 05 Agustus 2011

Komponen Dasar Pada Computed Radiography (CR)


a. Imaging Plate (IP)
Imaging Plate (IP) merupakan komponen utama pada sistem CR. Imaging Plate adalah plat film yang mempunyai kemampuan menyimpan energi sinar – x, dan energi tersebut dapat dibebaskan atau dikeluarkan melalui proses scanning dengan menggunakan laser.

Gambar 2.3 Struktur Imaging Plate
...( Sumber : Merill’s.., Tenth Edition, Chapter 34, Computed Radiography : 358 )
1). Struktur Imaging Plate ( IP )
i. Protective layer
Berukuran tipis, dan transparant berfungsi untuk melindungi IP
ii. Phospor layer
Mengandung Barium fluorohalide dalam bahan pengikatnya.
iii. Reflective layer
Terdiri dari partikel yang dapat memantulkan cahaya.
iv. Conductive layer
Terdiri dari kristal konduktif. Fungsinya adalah untuk mengurangi masalah yang disebabkan oleh electrostatic selain itu juga ia mempunyai kemampuan untuk menyerap cahaya dan dengan demikian hal tersebut dapat meningkatkan ketajaman gambaran.
v. Support layer
Mempunyai struktur dan fungsi yang sama seperti yang ada pada Intensifying screen.
vi. Backing layer
Lapisan sofy polimer untuk melindungi IP selama proses pembacaan di dalam Image Reader.
vii. Bar code label
Digunakan untuk memberikan nomor seri dan untuk mengidentifikasi imaging plat tertentu yang kemudian dapat dihubungkan dengan data pasien.
b. Kaset
Kaset pada Computed Radiography bagian depan (tube side) terbuat dari carbon fiber dan bagian belakang terbuat dari almunium. Kaset Kodak di design untuk dapat menahan tekan sebesar 400 lbs.


Gambar 2.4 Kaset Kodak
( Sumber : www.ceessentials.net/article11​.html )

Gambar 2.5 barcode pada kaset CR
( Sumber : www.ceessentials.net/article11​.html )

c. Image Reader
Image Reader adalah komponen pada sistem CR yang mempunyai beberapa fungsi yaitu melepaskan Imaging Plate dari kaset, melakukan proses pembacaan pada Imaging Plate, melakukan proses penghapusan data pada Imaging Plate, dan proses pemasangan kembali Imaging Plate ke kaset. Data pada Imaging Plate berupa bayangan latent distimulasi dengan neon-helium laser kemudian akan terjadi peristiwa Luminescence, yang mana Imaging Plate akan memancarkan cahaya. Selanjutnya cahaya tersebut akan ditangkap oleh Photo Multiplier Tubes (PMTs) menjadi sinyal elektrik yang akan dikonversi ke dalam data digital oleh Analog Digital Converter (ADC), kemudian data digital tersebut akan ditampilkan pada layar monitor atau LCD.

Gambar 2.6 Image Reader
( Sumber : www.ceessentials.net/article11​.html )

Gambar 2.7 helium-neon laser
( Sumber : CR RSAB Harapan Kita Jakarta )

Gambar 2.8 Ilustrasi pencahayaan helium-neon laser
( Sumber : Ilustrasi Pribadi )

Gambar 2.9 Proses pembacaan Imaging Plate didalam Image Reader
( Sumber : Merill’s.., Tenth Edition, Chapter 34, Computed Radiography : 358 )


Gambar 2.11 Tampilan pada monitor/LCD Computed Radiografi
( Sumber : www.ceessentials.net/article11​.html )

d. Dry Processing
Methode Dry Processing mengacu pada pembangkitan gambaran tanpa menggunakan cairan kimia. Banyak keuntungan yang didapat dalam penggunaannya yaitu : tidak ada penanganan, perawatan, dan pembuangan bahan kimia, tidak memerlukan kamar gelap, mengurangi dampak pencemaran lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia dalam proses pembentukan gambaran. Methode Dry Processing pada sistem CR di Rs. Husada menggunakan tipe Kodak Dry view 8900 Laser Imager. Pada prinsip kerja penggunaan Laser Imager sama saja dengan yang terdapat pada proses pembangkitan gambaran pada konventional radiografi, yang mana terdapat proses developer (pembangkitan) dan fixer (penetapan). Dimana bila dalam konventional radiografi, proses tersebut memerlukan cairan kimia sedangkan pada Laser Imager tidak. Pada proses developer (pembangkitan) Laser Imager menggunakan laser untuk membentuk gambaran pada film, dan pada proses fixer (penetapan) Laser Imager menggunakan thermal atau panas dalam mentetapkan gambaran.

Gambar 2.12 Kodak Dry view 8900 Laser Imager
( Sumber : Foto Pribadi )


Gambar 2.13 Alur pencetakan film pada sistem CR
( Sumber : Foto Pribadi )

e. Film Laser Imaging

Gambar 2.14 Tempat Film Laser Imager
( Sumber : www.google.com )
Film laser adalah film silver halide yang sensitive terhadap cahaya merah yang dipancarkan oleh sinar laser. Film laser merupakan jenis film single emulsi.

2. Pembentukan Gambaran Pada Sistem Computed Radiography
Dalam proses radiografi sistem CR terdapat beberapa tahap yaitu :
a. Tahap Input
i. Pada saat sinar – x menembus objek, akan terjadi attenuai (perlemahan) akibat dari kerapatan objek karena berkas sinar – x yang melalui objek tersebut.
ii. Berkas sinar – x yang telah melalui objek tersebut, kemudian ditangkap atau terperangkap didalam Storage Phospor Screen atau Imaging Plate.

b. Tahap Proses
i. Pada tahap ini, kaset atau Imaging Plate yang telah tereksposi akan diproses didalam Image Reading untuk melalui proses pembacaan sehingga gambaran akan tampak pada layar monitor atau LCD.
ii. Gambaran dalam tampilan LCD tersebut dapat dilakukan rekonstruksi atau dimanipulasi sehingga mendapatkan gambaran yang diinginkan.

c. Tahap Output
i. Dalam tahap ini terdapat 2 (dua) pilihan yaitu : gambaran akan dicetak dengan film atau disimpan didalam file khusus.
ii. Gambaran akan dicetak menggunakan Laser Imager.

Keistimewaan Bulan Ramadhan

Dan termasuk dari keistimewaan-keistimewaan bulan Ramadhan adalah sebagai berikut:

1. Pada bulan tersebut diwajibkannya puasa Ramadhan.

Puasa Ramadhan merupakan rukun keempat dari rukun-rukun Islam dan merupakan pondasi Islam yang agung, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَن لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولَ الله، وَإِقامِ الصَّلاةِ، وَإيتَاءِ الزَّكاةِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ، وَحَجِّ البَيْتِ الحَرَامِ

Islam dibangun di atas 5 pondasi (rukun) : Persaksian bahwasanya tidak ada Ilah yang berhak diibadahi kecuali hanya Allah dan bahwasanya Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan melaksanakan haji ke Baitullah.(Muttafaqun ‘Alaihi)

Hal ini termasuk dari perkara agama yang telah diketahui secara umum dan telah disepakati oleh kaum muslimin seluruhnya bahwasanya ibadah puasa termasuk dari ibadah yang wajib dari kewajiban-kewajiban yang Allah ta’ala tetapkan kepada setiap muslim.

2. Kewajiban melaksanakan ibadah puasa Ramadhan atas umat ini bersifat fardhu ‘ain, yaitu wajib bagi setiap individu muslim untuk melaksanakannya. Berdasarkan firman Allah ta’ala:

( فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ )

Maka barangsiapa diantara kalian menyaksikan (hadir di negerinya) bulan Ramadhan maka wajib baginya untuk berpuasa. (Al Baqarah: 185)

3. Pada bulan tersebut diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan (kesesatan) kepada cahaya (petunjuk), menunjuki manusia kepada jalan kebenaran dan bimbingan yang mulia, serta akan menjauhkan manusia dari jalan yang menyimpang dan penuh kesesatan. Dengan Al Qur’an tersebut juga akan memberikan bashirah (ilmu) pada perkara-perkara agama dan dunia mereka dengan jaminan mereka akan mendapatkan kebahagiaan dan kemenangan, baik yang disegerakan di dunia ataupun baru diberikan ketika di akhirat kelak. Allah ta’ala berfirman

( شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ )

Bulan Ramadhan yang telah diturunkan di dalamnya Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai penjelas dari petunjuk dan pembeda. (Al Baqarah: 185)

4. Pada bulan tersebut dibuka pintu-pintu Al Jannah karena banyaknya amalan-amalan shalih yang disyariatkan pada bulan Ramadhan yang akan memasukkan pelakunya ke dalam Al Jannah. Dan pada bulan tersebut ditutup pintu-pintu An Naar karena sedikitnya orang yang berbuat maksiat dan dosa-dosa yang akan memasukkan pelakunya ke dalam An Naar.

5. Pada bulan tersebut para setan dibelenggu dan diikat sehingga kekuatannya menjadi lemah untuk bisa menyesatkan orang-orang yang taat dan memalingkan mereka dari amalan yang shalih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

Jika telah datang bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu Al Jannah dan ditutuplah pintu-pintu An Naar dan para setan dibelenggu. (HR. Bukhari, Muslim, An Nasa’i).

6. Pada bulan tersebut Allah ta’ala memiliki hamba-hamba yang akan dibebaskan dari An-Naar. berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

إِنَّ لِلَّهِ تبارك وتعالى عِنْدَ كُلِّ فِطْرٍ عُتَقَاءَ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ في كُلِّ لَيْلَةٍ

Sesungguhnya Allah tabaraka wata’ala setiap kali saat berbuka memiliki hamba-hamba yang berhak untuk dibebaskan dari An Naar, yang demikian itu terjadi pada setiap malam. (HR. Ibnu Majah, Ahmad, dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani).

7. Pada bulan tersebut Allah Ta’ala melimpahkan ampunan kepada orang-orang yang melaksanakan puasa Ramadhan atas dasar keimanan yang jujur dan mengharapkan pahala di sisi Allah ta’ala berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan atas dasar keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah Ta’ala maka dia akan diampuni dari dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaqun ‘Alaihi).

8. Pada bulan tersebut disunnahkan untuk melaksanakan ibadah shalat tarawih dalam rangka mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang menegakkan shalat malam (tarawih) pada bulan Ramadhan atas dasar keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah Ta’ala maka dia akan diampuni dari dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaqun ‘Alaihi).

9. Pada bulan tersebut terdapat satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan dan barangsiapa yang dia menghidupkan malam tersebut maka dia akan mendapatkan ampunan dari Allah ta’ala, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

إنَّ هَذاَ الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ وَفِيهِ لَيْلَة خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الخَيْرَ كُلَّهُ وَلاَ يُحْرَمُ خَيْرُهَا إِلا مَحْرُومٌ

Sesungguhnya bulan (Ramadhan) ini telah datang kepada kalian, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa yang diharamkan dari mendapatkan malam tersebut maka sungguh dia telah diharamkan dari kebaikan seluruhnya, dan tidaklah diharamkan dari mendapatkan kebaikan malam tersebut kecuali mereka yang memang orang yang diharamkan untuk mendapatkannya.(HR. Ibnu Majah, Asy-Syaikh Al-Albani mengatakan: hasan shahih).

Dan juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadr atas dasar keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah Ta’ala maka dia akan diampuni dari dosa-dosanya yang telah lalu.(Muttafaqun ‘Alaihi)

10. ibadah puasa Ramadhan yang dilakukan pada tahun ini dan tahun sebelumnya akan menghapuskan dosa-dosa kecil yang dilakukan di antara keduanya dengan syarat dia harus menjauhi dosa-dosa besar, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ ما بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ

Shalat-shalat yang lima waktu, shalat Jum’at yang satu ke Jum’at yang berikutnya, dan puasa Ramadhan yang satu ke Ramadhan berikutnya akan menghapuskan dosa-dosa kecil di antara keduanya jika ia meninggalkan dosa-dosa besar. (HR. Muslim, Ahmad).

Lebih dari itu, yang menunjukkan keistimewaan bulan Ramadhan, bahwasanya pada bulan tersebut pernah terjadi beberapa peristiwa penting :

Seperti perang Badr Kubra yang dengannya terbedakan antara Al-Haq dengan Al-Bathil. Pada perang tersebut Allah ta’ala menolong Islam dan kaum muslimin serta menghancurkan kesyirikan dan kaum musyrikin. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun kedua Hijriyyah.

Demikian pula pada bulan Ramadhan terjadi Fathu Makkah dan ketika itu manusia masuk ke dalam Islam secara berbondong-bondong, dihancurkannya kesyirikan dan patung-patung berhala dengan keutamaan dari Allah Ta’ala. Maka sejak saat itulah kota Makkah menjadi negeri kaum muslimin setelah sebelumnya menjadi sarang kesyirikan dan kaum musyrikin. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun kedelapan Hijriyyah.

Demikian pula pada bulan Ramadhan tahun 584 Hijriyyah, Allah ta’ala memberikan pertolongan-Nya kepada kaum muslimin di medan pertempuran Hithin dan berhasil mengalahkan kaum salibis (Nasrani) pada pertempuran tersebut, sehingga Baitul Maqdis kembali ke pangkuan kaum muslimin.

Dan juga pada bulan Ramadhan tahun 658 Hijriyah, Allah Ta’ala memberikan pertolongan kepada kaum muslimin untuk mengalahkan sejumlah besar pasukan Tartar.

Inilah gambaran secara umum dari keistimewaan bulan Ramadhan dan keutamaan-keutamaannya yang banyak serta barakahnya yang melimpah. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Kamis, 17 Februari 2011


Senja


Jakarta, 27 Mei 2010,
di kamar kost

Senja yang datang di ufuk barat
Sejenak singgah menghampiri langit sore
Subhanalloh…
Maha suci DIA…
Maha mencipta..dan menjaga…

Senja itu…..
Senja yang terlalu temaram
sengaja hadir melantun bait-bait kepapaan
memudar terang…. Dan berubah menjadi gelap
Melambai…. menyapa setiap indra
Merona, membagi keindahan
Memberi semangat diri
Yang tersandar ditepi mimpi

Senja itu……..
Sejenak memalingkan harap bersama mimpi……


yudistira
arTi SaHabaT





sAhabat....

sahabat itu seperti bintanG...

walaupun jauH ia kan tetap BerCahaya...

meski kadaNg menghilanG ia tetap ada....

tak mungkin diMiLiki tapi takkan bisa diluPakan ....

dan seLalu ada di HATI.................


by Dhany yusuf




" tidaklah sempurna keimanan seeorang hingga ia mencintai sahabatnya daripada dirinya sendiri........... "

Jumat, 04 Februari 2011

CINta HAKiki

“Al- Isyq adalah cinta yang berlebihan, adayg berpendapat bahwa maknanya adalah; “Rasa kagum seseorang terhadap apa yang dicintainya baik cinta itu penuh dengan iffah (kesucian) maupun cinta kotor penuh nafsu...” (Ibnu Manzhur)

“Al- Isyq adalah rusaknya perasaan, khayal dan pengetahuan. Sebab orang yang tengah terkena Al-isyq (api asmara) selalu mengkhayalkan orang yang dicintainya berbeda dengan yang sebenarnya hingga akhirnya dia tertimpa penyakit Al-Isyq” (Ibnu Taimiyah)

Syaikhul islam Ibnu Taimiyah berkata;

Jika seseorang dijangkiti demam cinta, kemudian ia menjaga kesucian diri dan bersabar, kelak dia akan diberikan ganjaran atas ketakwaannya kepada Allah.

Telah diriwayatkan sebuah hadits;

“Barangsiapa yang jatih cinta, kemudian ia menjaga kesucian diri, menyembunyikannya dan bersabar, kemudian mati maka ia dianggap mati syahid ”

Hadits ini dikenal dari riwayat Yahya Al-Qattat dari mujahid, dari ibnu Abbas –radhiallahuanhuma- secara marfu’ tetapi riwayat ini perlu ditinjau ulang dan tidak dapat dijadikan sebagai hujjah.

Tetapi menurut dalil dalil syariat, jika seseorang menahan diri dari perkara-perkara yang diharamkan, baik berupa pandangan, perkataan dan perbuatan yang diharamkan, lalu ia mampu untuk menyembunyikannya, tidak diungkapkan dengan perkataan yang diharamkan atau tidak mengadukan nasibnya kepada manusia, menampakkan perbuatan keji atau berupayamenghubungi orang yang dicintainya, ia bersabar untuk tetap taat kepada Allah, menahan diri dari berbuat maksiat dan bersabar atas derita menahan cinta yang ditanggungnya dalam hati sebagaimana sabarnya orang yang ditimpa musibah , maka ia tergolong orang-orang yang bertakwa kepada Allah dan tergolong orang-orang yang bersabar. (Majmu’ Al-Fatawa)

jika ingin melupakan kekasihmu

maka menjauhlah darinya sebanyak bilangan malam

yang berganti

engkau tidak akan melupakan kekasihmu

tanpa menjauhinya

orang yang baru tidaklah sama dengan orang yang berlalu

(syair Zuhair bin Al-Hubbab Al-Kalbi)

Ibnul Jauzy berkata setelah menyebutkan sebagian obat penawar bagi penyakit al-isq ,

Jika ada yang bertanya;

“ Apa pendapatmu tentang orang yang bersabar atas kekasihnya dan terus menerus bersabar sepenuhnya untuk tidak menyambung cintanya, namun khayalan tentang diri kekasihnya dalam hati masih melekat dan godaan jiwanya tidak pupus?”

Beliau menjawab;

“jika engkau mampu menahan seluruh anggota tubuhmu berarti engkau telah memotong sumber air yang mengalir ke sebuah lembah, seiring dengan berjalannya waktu kelak air yang ada dalam lembah itu akan mengering. Apalagi jika matahari musim panas (rasa takutmu) telah muncul. Dan apalagi jka telah melintas dihadapannya api muraqabbah terhadap Dzat yang mengetahui apa yang terpendam dalam jiwa. Maka air akan segera mengering.

Setelah itu bermohonlah kepada Dzat yang engkau rela bersabar karena-Nya dan ucapkanlah; “Wahai Rabbku! Aku telah berbuat apa yang aku sanggup, maka jagalah apa-apa yang aku tak sanggup menjaganya sendiri”.

Ibnu Hazm berkata;

Tidak ada cela bagi orang yang tabiat dalam dirinya cenderung kepada kejelekan walaupun sangat tercela dan hina selama dia tidak menampakkannya dalam perkataan maupun perbuatan. Bahkan bisa jadi akan lebih terpuji dibandingkan orang yang tabiat dasar pada dirinya selalu mengajaknya untuk berbuat hal-hal yang mulia. Sebab tidak mungkin dapat mengalahkan tabiat yang rusak kecuali ia memiliki akal yang utama.

crered by dhany yusuf

Senin, 31 Januari 2011

Proses pembentukan gambar pada film radiography



Proses pengolahan film berfungsi untuk merubah bayangan laten (laten image) menjadi bayangan tanpak (permanent). Proses pembentukan bayangan nyata didahului proses pembentukan bayangan laten.

Emulsi film radiografi terdiri dari kristal-kristal AgBr dalam bentuk ion Ag+ dan Br- dalam kisi kubus. Kehadiran impuritas mengganggu permukaan kubus yang membentuk sensitivity speck (bintik sensitif). Ion Br- apabila terkena radiasi sinar-x akan terbentuk atom Br dan elektron, menurut reaksi :

Br- + sinar-x ( hf ) → Br + elektron.

Atom Br akan diserap oleh dasar film (base) yang terbuat dari bahan gelatine. Elektron yang terbentuk akan terperangkap oleh oleh sensitivity speck dan menarik muatan positif Ag+ sehingga menjadi atom Ag. Kristal dengan atom Ag pada permukaanya disebut bayangan laten (laten image). Proses pembangkitan bayangan oleh larutan pembangkit yang mengandung larutan alkali. Tahap selanjutnya gambar difiksasi di dalam cairan penetap. Kristal yang tidak mengandung bayangan laten (laten image) dicuci dan menghasilkan densitas terang pada film.


Proses Penetapan Gambar

Bayangan pada film yang dihasilkan didalam proses pembangkitan bersifat berubah-ubah (sementara), sehingga proses pembangkitan harus dihentikan. Jika pembangkitan tidak dihentikan maka bayangan atau gambar yang terjadi akan bertambah densitasnya. Untuk itu film setelah selesai pada tahap pembangkitan dicuci (rinsing) yang kemudian dimasukkan ke dalam cairan penetap (fixer). Gambar atau bayangan akan mengalami proses penetapan (fiksasi).

Komposisi larutan penetap

Proses fiksasi secara umum berfungsi untuk menghentikan proses pembangkitan, melarutkan butir-butir perak bromida (AgBr) yang tidak terekspose (terpapar radiasi sinar-x) dan mengeraskan imulsi film. Oleh karena itu bahan untuk larutan penetap (fixing agent) dipilih harus mampu mengubah butir-butir perak bromida (AgBr) menjadi komponen yang larut dalam air. Sifat lain dari bahan larutan penetap yaitu bahan tidak merusak dasar film (base) yang mengandung gelatine.

Bahan larutan penetap

Bahan yang dapat digunakan untuk larutan penetap (fixing agent) adalah :

• Natrium Thiosulfat (Na2S2O3)
Natrium Thiosulfat (Na2S2O3) atau dikenal hypo adalah bahan yang paling umum digunakan untuk larutan penetap. Reaksi dengan butir-butir perak bromida (AgBr) adalah :

Na2S2O3 + AgBr → Na2Ag(S2O3)2 + NaBr

• Amonium Thiosulfat
Bahan ini biasanya digunakan kemasan dalam bentuk cairan (liquid concerted), reaksi dengan butir-butir perak bromida (AgBr) sama dengan bahan natrium thiosulfat. Komponen amonium agak kurang stabil dibandingkan bahan hypo, namun reaksinya lebih cepat pada kosentrasi yang sama oleh karena sering digunakan untuk pengolahan outomatic (rapid fixer).


Nomer Komposisi Bahan Berat (gram)
1 Fixer agent (Na2S2O3) 400
2 Accelerator (CH3COOH) 10
3 Preservativ (NaHSO4) 15
4 Hardener (K2SO4Cr2(SO4)2 24H2O 15
5 Solvent 1000

Sumber : Radiographic Photography, Chesney, 1971

Minggu, 23 Januari 2011

Radiasi CT Scan



Radiasi pada CT Scan


Penghitungan dosis pada CT Scan menggunakan dosis efektif yang diartikan sebagai jumlah bobot dosis organ akibat pemeriksaan dengan faktor bobot masing-masing jaringan. Meskipun tampak mudah untuk menghitung dosis efektif, sebenarnya sulit untuk secara akurat menghitung dosis tersebut untuk sebuah organ secara individual dari sebuah CT scan. Bahkan hal ini lebih sulit ketika menghitung dosis efektif untuk tiap pasien dengan karakteristik yang berlainan pada tinggi, berat, usia, dan jenis kelamin. Tingkat acuan dosis CT Scan khususnya pada orang dewasa yang dikeluarkan oleh Safety Standars, Safety Series No.115, International Basic Safety Standars terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Tingkat Acuan Dosis CT Scan khusus orang dewasa (Batan,2007)

No Pemeriksaan Dosis rata-rata (mGy)
1 Abdomen 25
2 Head 50
3 Lumbar spine 35

Menurut Duerk (2002), banyaknya radiasi yang diterima pasien selama pemeriksaan CT Scan adalah merupakan fungsi dari beberapa parameter. Parameter tersebut meliputi energi berkas (kVp), arus tabung (mA), waktu rotasi (s), slice thickness, range, FOV dan picth (pada scanning spiral).


Cara Pengukuran Radiasi Pasien Pada CT Scan (Seeram, 2001, Bushberg,2003, Goldman,2007)

Sejarah tentang metode pengukuran dosis pada CT Scan mempunyai banyak skema pengukuran dosis yang didefinisikan sebagai D(z). Beberapa skema di antaranya dengan thermoluminescent dosimetry (TLD) yaitu meletakkan dua kristal pada tepi-tepi lebar berkas sinar-X, dilakukan eksposi kemudian pengukuran dosis yang diserap oleh masing-masing kristal tersebut (Jucius and Kambic, 1977; Dixon and Eckstrand, 1978; Shope et al, 1982; Cacak and Hendee, 1979). Teknik lainnya menggunakan tabung ionisasi khusus yang dapat digunakan untuk mengukur dosis dari beberapa titik pada lebar berkas sinar-X (Moore, Cacak, and Hendee, 1981) dan merekonstruksi dosis hasil pengukuran tersebut ke dalam kurva dosis.
Konsep serupa dikemukakan oleh Burlaw, personel doker radiologi yang menangani masalah dosis CTDI. Untuk memperoleh CTDI, ion chamber yang berbentuk pensil disisipkan dalam lubang garis phantom. Ion chamber sangat bagus khususnya untuk pengukuran radiasi hambur, karena dapat menunjukkan dosis rata-rata pasien pada single scan yang diperoleh.
Metode yang banyak digunakan adalah dengan standar dosimetri silindris pada phantom, dengan dosimeter diletakkan di permukaan dan di sebelah dalam phantom. Dosis radiasi yang tepat tidak jelas ditampakkan dengan phantom silindris karena banyak faktor seperti posisi, variasi bentuk pasien dan atenuasi sinar-X yang tidak sama. Namun demikian metode ini berguna untuk menunjukkan bagaimana variasi dosis yang ada pada scanning (pengirisan) selama pemeriksaan (Goldman,2007).

Metode lain dari catatan untuk menghitung dosis efektif dengan melibatkan faktor konversi dari sebuah regio anatomis umum juga dijelaskan oleh European Guidelines on Quality Criteria for Computed Tomography, yang berdasar pada penelitian Jessen et al. Pada pendekatan ini CTDIW dan jarak digunakan untuk menghitung Dose Length Product (DLP), yang kemudian dikalikan dengan sebuah factor konversi regio spesifik untuk menghitung dosis efektif. Faktor konversi ini berjangkauan dari 0.0023 mSv/mGy cm untuk regio kepala ke 0.017 mSv/mGy cm untuk regio dada dan 0.019 mSv/mGy cm untuk pelvis.

Sebuah scan dada yang dilakukan dengan sebuah scanner single detector pada 120 kVp, 250 mAs, kolimasi 5-7 mm, dan sebuah pitch 1, CTDI100,center akan menjadi 10 mGy, CTDI100,tepi akan menjadi 18 mGy, CTDIW akan menjadi 15 MGy, dan CTDIvol akan menjadi 15 mGy. Jika diasumsikan panjang scan 25 cm, DLP akan menjadi 375 mGy cm; ketika factor konversi untuk dada digunakan, perkiraan dosis efektif akan menjadi 6.4 mSv. Sebuah scan kepala yang dilakukan dengan scanner single detector pada 120 kVp, 300 mAs, kolimasi 5 mm ,dan sebuah pitch 1, CTDI100,center akan menjadi 40 mGy, CTDI100,tepi akan menjadi 40 mGy, CTDIW akan menjadi 40 mGy, dan CTDIvol akan menjadi 40 mGy. Jika diasumsikan panjang scan 17.5 cm, DLP akan menjadi 700 mGy cm; ketika factor konversi untuk kepala digunakan, perkiraan dosis efektif akan menjadi 1.6 mSv (Michael,2002).